Senin, 20 Mei 2013

Batas Aurat Laki Laki dan Perempuan

HANAFIYYAH

1. Laki-laki: Dari pusar sampai lutut. Dalil: عورة الرجل ما بين سرته إلى ركبته, الركبة من العورة
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki dan ditambah punggung, perut, lambung sebelah kanan dan kiri
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali muka, tangan, punggung kaki dan telapak kaki. Suara bukan aurat, tapi suara merdu dalam bacaan termasuk aurat. Kaki tidak termasuk aurat ketika sholat, tapi merupakan aurat jika dilihat dan dipegang.
Dalil:
ولا يبدين زينتهم إلا ما ظهر منها
يا أسماء، إن المرأة إذا بلغت الحيض لم يصلح أن يرى منها إلا هذا هذا، وأشار إلى وجهه وكفه

MALIKIYYAH

Penjelasan Aurat Mugholladhoh wa mukhoffafah menurut malikiyyah
1. Laki-laki
a. Mugholladhoh: Dua lubang
b. Mukhoffafah: Antara pusar sampai lutut selain dua lubang

2. Budak perempuan
a. Mugholladhoh: Pantat dan antara keduanya, kemaluan dan rambut kemaluan
b. Mukhoffafah: Paha, antara rambut kemaluan dan pusar

3. Perempuan merdeka
a. Mugholladhoh: Seluruh badan kecuali athraf (leher, kepala, punggung kaki), dada, punggung
b. Mukhoffafah: Seluruh badan kecuali wajah dan tangan

Jika tersingkap aurat mugholladhoh maka batal sholatnya. Dan jika tersingkap aurat mukhoffafah sholatnya tidak batal, tapi dianjurkan untuk mengulanginya di waktu sholat dloruri.

Dilarang melihat aurat walaupun tidak tertutup. Tapi jika aurat tertutup boleh melihatnya. Hukum meraba aurat yang tertutup (dengan kain/baju) tidak boleh

Batas aurat laki-laki ketika sholat
1. Laki-laki: Mugholadhoh (dua lubang) dan antara dua pantat. Maka wajib mengulangi sholat jika kain yang menutupi pantat terbuka atau tersingkap rambut di bawah perut. Paha bukan aurat dalam sholat. Dalil
حديث أنس: أن النبي يوم خيبر حسر الإزار عن فخذه حتى إني لأنظر إلى بياض فخذه
2. Budak perempuan: Dua lubang dan pantat. Jika terlihat ketika sholat maka batal
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali dada, ujung rambut, tangan dan kaki

Batas aurat yang dilihat
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Dengan laki-laki lain: Antara pusar dan lutut

2. Perempuan
a. Di depan laki-laki bukan mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan
b. Di depan laki-laki mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan athraf (kepala, leher, kedua tangan dan kedua kaki
c. Dengan perempuan lain muslimah/kafirah: Antara pusar sampai lutut
d. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak tangan

SYAFI'IYYAH

Batas aurat ketika sholat
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan (baik punggungnya maupun telapknya)

Batas aurat yang dilihat
1. Laki-laki
a. Laki-laki lain: Antara pusar dan lutut
b. Perempuan bukan mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan mahram: Antara pusar dan lutut.

2. Perempuan Merdeka
a. Laki-laki bukan mahrom: Seluruh badan
b. Laki-laki mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan muslim: Antara pusar dan lutut
d. Perempuan kafir: Seluruh badan kecuali yang terlihat ketika bekerja
e. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Pusar sampai lutut. Hal ini termasuk dalam bab kelonggaran (فسحة).

Catatan:
Pusar dan lutut bukan aurat على الأصح dalam madzhab syafi’iyyah. Tapi untuk menutupi paha harus menutupi lutut. Hal ini sesuai dengan kaidah ushululiyyah ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب.

Jika aurat terbuka maka batal sholatnya, kecuali jika terkena angin atau lupa.
Syafi’iyyah berseberangan dengan pendapat malikiyyah yang mengatakan paha bukan aurat. Itu hikayah fi'il, sedangkan hadits qaul (perkataan) lebih rajih dari hadits fi’il (perbuatan). Kaidahnya القول أرجح من الفعل

HANABILAH
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Pusar dan lutut bukan aurat. Hendaknya ketika sholat menutup pundak. Dalil: لا يصلي الرجل في الثوب الواحد، ليس على عاتقه منه شيء

2. Budak perempuan: Antara pusar dan lutut (seperti aurat laki-laki)

3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
a. Dengan laki-laki mahramnya: Seluruh badan kecuali wajah, lutut, kedua tangan, kaki dan betis
b. Di depan perempuan kafir: Antara pusar sampai lutut. Hal ini dikarenakan perbedaan pemahaman antara jumhur dan ulama’ hanabilah dalam memahami ayat ولا يبدين زينتهن إلا لبعولتهن ... أو نسائهن Menurut Jumhur: Maksud nisa' itu khusus perempuan muslimah. Menurut Hanabilah: Maksud nisa' seluruh nisa'.

Boleh membuka aurat untuk berobat

Kesimpulan dari pembahasan ini
Kesepakatan para ulama'
· Dua kemaluan aurat
· Pusar bukan aurat
· Aurat laki-laki antara pusar dan lutut
· Aurat perempuan
a. Dalam sholat: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Kedua kaki menurut hanafiyyah tidak aurat
b. Di luar sholat: Seluruh badan
c. Di depan mahram atau perempuan muslimah:
o Hanafiyyah dan Syafi'iyyah: Antara pusar dan lutut.
o Malikiyyah: Seluruh badan kecuali wajah dan athraf (kepala, leher, kedua tangan dan kedua kaki)
o Hanabilah: Seluruh badan kecuali wajah, leher, kepala, kedua tangan, kaki dan betis
· Lutut bukan aurat
o Hanafiyyah: lutut aurat
o Jumhur: Lutut bukan aurat, tapi wajib menutup lutut untuk menutupi paha, dengan kaidah ushuliyah ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب.


Sumber:
Zuhaily, Dr. Wahbah, Fiqh Islamy wa Adillatuhu, Juz 1, hal 583-595, Darul Fikr, cetakan 2, 1985 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar